#Repost
Kevin/Selvanus di Indonesia Open 2014 |
Rasanya baru tahun lalu mengikuti perkembangan pemain yang satu ini secara intens di Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior. Belum pernah melihat gaya permainannya, tetapi banyak yang menyebut anak ini spesial sampai-sampai media luar pun memujinya. Namun, bukan suatu hal yang mudah dilupakan ketika pemain ini kalah di nomor ganda putra dan kemudian di ganda campuran pun sempat tertinggal jauh walaupun secara ajaib, serve Masita membalikkan keadaan. Tetapi, lagi-lagi, final pun masih belum berpihak padanya.
Sejujurnya saat itu saya sempat membentangkan sajadah dan
meminta kepada Tuhan agar pemain ini diberikan kemenangan. Semifinal dilalui,
namun 1 final yang didapat dan bukan emas yang digenggam. Tidak terasa air mata
saya menetes, membayangkan bagaimana perjuangan pemain ini di 2 nomor, mengejar
poin demi poin ketika ia tertinggal walaupun saya hanya memantau dari
livescore. Ya, saya sangat sedih…tetapi saya yakin pemain ini jauh lebih sedih.
Entah berapa lama kenangan itu masih akan membekas di pikirannya.
Seorang pemain yang masih berusia 19 tahun, Kevin Sanjaya
Sukamuljo, The Flying Kevin… pemain bulutangkis dengan jumping smash yang luar
biasa dan bola-bola yang sangat aneh.
Akhirnya, tahun pun berganti, 2014, ia bukan lagi pemain junior.
Setapak demi setapak, ia menaiki tangga menjadi atlet bulutangkis dunia. Sebuah
dunia baru dengan banyaknya pemain-pemain top dunia, pemain-pemain yang tidak
hanya mengandalkan smash, tetapi juga kecepatan, placing, dan kecerdasan dalam
bermain. Pemain-pemain yang memiliki visi serang, kemampuan bertahan, dan
mental yang sangat baik. Pemain-pemain yang saling mengalahkan satu sama lain
untuk merajai tangga bulutangkis dunia. Ibarat membuka sebuah jendela baru,
terhampar di luar sana nama-nama besar seperti M. Ahsan, Hendra Setiawan, Lee
Yong Dae, Tan Boon Heong, Koo Kien Keat, Cai Yun, Fu Haifeng, dll – teramat
jauh lebih kuat dripada yang pernah ia hadapi di level junior.
Memulai debut di Vietnam dan New Zealand, 2 gelar sudah didapat.
Anak ini memang berbakat! Dan baru beberapa hari kemarin menjadi turnamen
Super Series Premier pertamanya, turnamen dengan kategori level tertinggi di
bawah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia dimana pemain-pemain hebat dunia akan
saling bertemu dan unjuk kekuatan.
Dengan Selvanus, ia harus memulai dari babak kualifikasi, pun
demikian dengan Greysia bahkan tanpa rank sebelumnya. 4 permainan dalam 1 hari
kualifikasi dengan total 11 set dan dengan hasil 4 kemenangan. Luar biasa! Pintu
babak utama kemudian terbuka.
Tanpa ranking, tetapi pemimpin Fantastic 4 berhasil
ditumbangkan…suatu hal yang bahkan hanya 1 wakil Indonesia lainnya yang bisa
melakukannya, salah satu anggota Fantastic 4 pula. Rasanya lutut ini lemas,
rasanya ingin menangis, tidak percaya, sekaligus ingin mengucapkan terima
kasih. 1 kutub dunia terkuat kandas di tangan perjuanganmu. Pencapaian yang
bahkan juga melewati senior-seniormu 2 tingkat.
Di nomor yang lain, masih dengan Selvanus, ranking 50-an dan
30-an berhasil ditumbangkan. Majulah berhadapan dengan ranking yang lebih
tinggi, 20 dunia asal kutub bulutangkis terkuat. Lagi-lagi, kalian menang.
Lawan berikutnya, dengan ranking dunia yang semakin tinggi, salah satu penghuni
top 10 dunia…sayangnya Tuhan masih belum mengizinkan kalian menang..kekalahan
dengan skor yang ketat.
Tetapi perjuanganmu sungguh luar biasa. Semangatmu ketika
melakukan smash, menjadi leader di usiamu yang masih 19 tahun di lapangan
ketika dengan Greysia, dan menjadi bintang lapangan setidaknya 1 hari di Istora
telah membuat kami harus mengucapkan kata salut dan angkat topi.
Kevin, sejujurnya kami
sangat bangga padamu.
Terima kasih Kevin.
Baru kali ini saya melihat permainan ganda dengan bola-bola yang sangat
aneh, mengingatkan saya pada zaman Ricky/Rexy dengan permainan bulutangkis
indahnya.
Terima kasih Kevin..karena dengan permainanmu kami memiliki banyak harapan masa depan ganda putra dan ganda campuran Indonesia dengan usiamu yang masih belia.
Terima kasih Kevin,
karena lagi-lagi kamu telah bisa membuat saya meneteskan air mata untuk
menghargai perjuanganmu dan permainanmu yang luar biasa.
Karena itu,
menangislah Kevin…menangislah sepuasnya di hadapan Tuhanmu. Tuhan telah
menganugerahkan air mata kepada kita, maka teteskanlah air mata itu kepada
pemilik-Nya. Menangislah karena Tuhan masih memberikanmu kekalahan sehingga
kamu tidak diperkenankan Tuhan untuk menjadi sombong karena di luar sana masih
sangat banyak pemain-pemain top yang belum kamu kalahkan. Menangislah karena
Tuhan mengizinkanmu mencapai targetmu di istora. Menangislah karena Tuhan masih
menyuruhmu untuk terus belajar, terus menambah pengalaman, dan terus berjuang.
Percayalah
Kevin...bukan kamu seorang yang berjuang, kami semua selalu ada di belakangmu
untuk mendoakanmu dan memberimu semangat.
Jangan bersedih
Kevin…Istora dan bulutangkis dunia akan semakin mendewasakanmu. Teruslah
berjuang, teruslah ayunkan raketmu, teruslah berkembang… Jangan pernah menyerah
Kevin. Dunia masih menunggu keajaiban-keajaibanmu berikutnya.
Teruslah terbang ke
puncakmu yang tertinggi, Flying Kevin …
*) Tulisan ini
dilatarbelakangi foto di sebuah akun twitter ketika Kevin termenung sendiri
paska kekalahannya di nomor ganda putra Indonesia Open SSP 2014. Juga sebuah
tweet dari akun badminton bahwa suara Kevin begitu tercekat seakan menahan
tangis dalam presconference.
Menangislah Kevin di depan Tuhanmu. Biarkan Ia
yang menguatkanmu!
Sumber: Anantra, 2014. http://www.bulutangkis.com/diskusi-detail-14-11-20-jangan-bersedih-kevin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar